Bojonegoro – Pedagang lesehan bahu jalan seputaran pasar yang di pindahkan ke dalam pasar sejak tanggal 6 November 2018 kemaren, menuai ketidak puasan dalam pendapatan hasil berdagangnya lantaran pendapatanya menurun drastis hingga 60%.
Menurutnya, jarak tempuh pedagang tersebut semakin jauh sehingga para pelanggan/pembelinya enggan membeli daganganya dan juga fasilitas yang di janjikan oleh Bupati Bojonegoro Dr. Hj. Anna Mu’awanah, waktu duduk bersama dengan para pedagang di pendopo Malowopati (6/11), tidak sesuai yang dijanjikan. Fasilitas yang katanya Bupati Bojonegoro akan di buatkan atap Galvalum dan disediakanya air bersih sampai sekarang belum ada, mengingat kalau hujan turun lapaknya juga tidak bisa di buat berdagang.
Para pedagang pasarpun sekarang sudah mulai memberanikan diri satu persatu untuk kembali ke bahu jalan semula ia berdagang, mereka tidak takut lantaran “urusan perut,” katanya. Namun pindahnya para pedagang yang tidak puas tersebut itu mulai pukul 03.30 Wib hingga selesai.
“Sejak dagangan saya di pindah di dalam pasar, hasil dari dagangan saya merosot dan saya pulang sering tidak bawa uang, sebab buat kulak’an saja sudah habis, kadang juga kulak’an dagangan saya itu ngutang, terpaksa saya pindah lagi,” ungkap Mak Lah sapaan salah satu pedagang sayuran kepada wartawan Mediapantura.com.
Kini para pedagang pasar yang lain juga akan mulai ikut berpindah berdagang di bahu jalan, jika pendapatanya tetap merosot dan fasilitas tempatnya belum terpenuhi, dan harapan pedagang pasar kepada Bupati Bojonegoro segera menepati janjinya. (Gok/MP)