Santri Tidak Boleh Terpisah dengan Pesantren dan Kiainya

Bojonegoro – Santri Tidak Boleh Terpisah dengan Pesantren dan Kiainya
Santri harus selalu berhubungan dengan pesantren dan kiai. Santri merupakan sebutan untuk orang yang mencari ilmu agama di pondok pesantren.

Akan tetapi, santri berbeda dengan yang lainnya, karena meskipun sudah lulus dari pondok dan menjadi alumni, santri tetaplah santri. Karena di dunia pesantren tidak ada yang namanya mantan santri. Meskipun ia belajar di pondok pesantren hanya sebentar saja.

Bacaan Lainnya

Akan tetapi, meskipun ia seorang santri yang sudah selesai mondok, kadang ada yang masih sering berhubungan dengan pesantrennya, ada yang jarang, dan bahkan ada yang sudah tidak lagi.

Hal ini sangat disayangkan, jika santri sudah tidak ada hubungannya dengan pesantren dan kiainya, karena hubungan kiai dan santrinya merupakan hubungan ruhaniyah yang tidak terputus sampai di akhirat.

Jadi hubungan tersebut harus selalu dipupuk. Seperti santri masih sering menyempatkan diri untuk sowan (datang) ke pesantren dan menemui kiainnya.

Jika memang tidak memungkinkan untuk sowan dengan berbagai hal yang memang tidak bisa ditolerir, maka santri masih tetap berhubungan dengan kiainya, yakni selalu mendoakan kiainya. Minimal memberikan hadiah Fatihah setiap selesai shalat 5 waktu.

Setelah itu, agar jiwa santri tetap tersambung dengan pesantren, jangan sampai lupa untuk menyempatkan muthalaah (mengulang-ulang) bacaan kitabnya yang pernah dipelajari ketika waktu mondok.

Sebelum muthalaah kitab, jangan lupa untuk selalu memberikan hadiah Fatihah kepada pengarang kitab dan guru yang pernah mengajarkan kitab tersebut.

Itulah caranya agar seorang santri tetaplah menjadi santri, yang selalu terhubung dengan pesantren dan kiainya (guru-gurunya).

Dan seorang santri yang sudah terjun di masyarakat, ketika ia mendapatkan masalah atau pertanyaan yang sulit, tidak bisa dipecahkan oleh dirinya sendiri, maka jangan gegabah mengambil keputusan. Datanglah ke pesantren (sowan), tanyakan kepada kiai. Karena pesantren adalah rumahmu dan kiai adalah orang tuamu.

Doa dan sowan merupakan cara yang ampuh untuk tetap terjalin hubungan (silaturahim) antara seorang santri dengan pesantren dan kiainya.

Karena seorang kiaipun selalu mendoakan para santrinya baik yang masih mukim atau yang sudah selesai. Itulah kenapa, jika seorang kiai mendoakan santri, dan santri juga mendoakan kiai, maka hubungan batin akan tetap terjalin bagaikan aliran listrik dari diesel (kiai) ke lampu (santri).

Maka jangan sampai hubungan itu terputus karena lampunya (santri) rusak sedang dieselnya (kiai) masih terus hidup, hasilnya ruangan (masyarakat) tersebut akan tetap gelap gulita.

Sehingga jika ada santri yang masih ruwet ketika di masyarakat, sowanlah ke pondok pesantren, mintalah doa dan nasehat kiai. Insyaallah akan menemukan jalan keluarnya.

 

 

Penulis :

Noer Zainudin Al Jumadi,M.Pd, Intelektual Muda NU dan Pengasuh Pesantren Salafiyah Mansya’ul Hidayah Desa Kabunan Kecamatan Balen Kabupaten Bojonegoro.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *