Bojonegoro – Sebagai tumpuan pengisi puncak dari bonus demografi pada Indonesia Emas 2045, PT Pertamina EP Cepu (PEPC) Zona 12 berkomitmen memperkuat peran Generasi Z atau yang populer dengan sebutan Gen Z sebagai masa depan bangsa. Bersama SKK Migas, PEPC yang mengoperatori Lapangan Gas Jambaran Tiung Biru (JTB) menggelar kuliah umum dengan tema Peran Industri Hulu Migas Dalam Mendukung Indonesia Emas 2045. Kegiatan kuliah umum ini melibatkan ratusan mahasiswa yang berasal dari tujuh kampus yang ada di Bojonegoro antara lain Universitas Bojonegoro, IKIP PGRI, UNUGIRI, STIE Cendekia, STIKes Muhammadiyah, STIKes Insan Cendekia Husada, dan STIKes Rajekwesi pada Selasa (11/12).
Tantangan menuju cita-cita Indonesia Emas 2045 dalam mengejar negara maju dunia menjadi tanggung jawab bersama seluruh komponen bangsa, untuk itulah industri hulu migas mengambil peran strategis dalam mendukung visi tersebut. Membekali para mahasiswa dengan wawasan hulu migas, mulai dari peran industri ini dalam mendukung kebutuhan energi hingga manfaat ekonomi yang berlipat pada setiap kegiatan usaha hulu migas di wilayah operasinya.
Dari SKK Migas menyampaikan tentang gambaran umum kegiatan industri hulu migas, kemudian dari perwakilan PEPC memaparkan proses bisnis fase operasi Lapangan Gas JTB, dan dari Bappeda Bojonegoro menyampaikan Peran Program Pengembangan Masyarakat (PPM)/ CSR dalam mendukung Pembangunan Daerah.
Supt. Facility Maintenance PEPC Zona 12 Febrita Kusuma Wardana memaparkan tantangan ke depan yang dihadapi Gen Z untuk memenangkan persaingan yang semakin ketat, terlebih di era internet ini. Di industri hulu migas pun telah beradaptasi memanfaatkan kemajuan teknologi dalam menjalankan operasinya.
“Di JTB kita juga telah menggunakan instrumen komputerisasi dalam pengoperasiannya, bahkan JTB sebagai salah satu lapangan yang memiliki kompleksitas dan kecanggihan terkini. Untuk itu mari adik-adik tetap bersemangat menyambut kemajuan ini dengan mempersiapkan diri sebaik mungkin,” pesannya.
Kegiatan kuliah umum ini mendapat sambutan positif dari Pemerintah Kabupaten Bojonegoro yang disampaikan oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Bojonegoro, Kusnandaka Tjatur Prasetyo. Mewakili Pj. Bupati Bojonegoro, Kusnandaka menilai kuliah umum seperti ini memberikan bekal berharga bagi para mahasiswa sebagai pemegang tongkat estafet kepemimpinan Bojonegoro mendatang. Dengan pengetahuan hulu migas, mereka bisa memberikan sumbangsih pikiran bagi kemajuan daerahnya yang memiliki potensi tinggi di bidang hulu migas.
“Adik-adik dengan mengikuti kegiatan ini nanti bisa muncul pemikiran dan ide-ide bagaimana memajukan Bojonegoro dari potensi migas yang ada. Peluang yang harus kita tingkatkan seperti apa, nanti wawasan ini akan berguna bagi adik-adik mahasiswa,” katanya.
Di sisi lain, Kusnandaka juga berpesan kepada para mahasiswa untuk tidak terlena dengan berlimpahnya potensi migas yang ada di daerahnya, karena semua kegiatan ekstraktif migas ada batas waktunya. Dari keterbatasan inilah PEPC bersama SKK Migas memberikan kesempatan menggali ilmu, sehingga kegiatan ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya agar pemahaman yang didapat bisa menjadi dasar pemikiran kedepan dalam mengantisipasi semua perubahan.
“Tetap kreatif dengan inovasi agar terus berkelanjutan. Semoga pengalaman dari daerah yang memiliki sumber daya mineral ini dapat dijadikan pembelajaran dari giat ini sehingga bisa tetap baik kedepannya. Terima kasih PEPC atas sumbangsihnya untuk berbagi ilmu dengan generasi muda,” tambahnya.
Salah satu peserta mahasiswa dari Institut Sain Teknologi & Kesehatan, Insan Cendekia Husada) ISTeK ICsada, Gatot AJi Purnomo mengaku puas dapat mengikuti kuliah umum mewakili kampusnya. Menurutnya ini pengalaman perdananya bisa menyimak materi terkait industri hulu migas dan manfaat bergandanya. Berbagai bidang dalam industri ini dapat diikuti dari pemaparan para pemateri mulai dari kegiatan teknis produksi hingga peran industri migas dalam peningkatan kualitas kehidupan masyarakat sekitar.
“Acara yang sangat menarik, apalagi ada rangkaian berkunjung ke lokasi proyek, sebuah kesempatan yang sangat berharga. Dengan berkunjung ke lokasi migas bisa mengetahui kondisi lapangan. Jadi tahu Jambaran-Tiung Biru sebagai penghasil gas untuk pemenuhan energi. Penting banget untuk paham tentang migas, dengan mengikuti kegiatan kuliah umum seperti ini dapat membuka cakrawala Generasi Z untuk lebih interest pada tema energi,”katanya.
Kegiatan dilanjutkan dengan kunjungan lapangan ke Lapangan Gas Jambaran-Tiung Biru di Desa Bandungrejo, Ngasem dengan dipandu oleh beberapa pekerja muda lulusan Program Apprentice yang merupakan putera-puteri terbaik Bojonegoro. Diharapkan hasil positif migas di wilayah ini memberi kontribusi kemajuan masyarakat di Bojonegoro, termasuk bagi para mahasiswa Gen Z yang mulai “melek” terhadap industri migas.(ric/red)