Kolaborasi EMCL dan Pemerintah dalam Pemberdayaan Kontraktor Lokal Bojonegoro

Bojonegoro – Kehadiran industri minyak dan gas bumi di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur telah memberi banyak pelajaran kepada para pemasok lokal. Para pengusaha lokal bisa berkembang jika terus belajar dalam menangkap peluang dan konsisten menjaga kualitas produk atau jasanya.

Kepala Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Kabupaten Bojonegoro, Welly Fitratama menegaskan bahwa para pemasok lokal harus terus belajar dari dinamika bisnis profesional. Setiap kesempatan dimanfaatkan untuk meningkatkan kapasitas manajemen dan fokus mengembangkan keunggulan bersaingnya.

Bacaan Lainnya

Satu di antaranya adalah mengikuti pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan Pemerintah dan perusahaan. Seperti yang dilakukan ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) baru-baru ini.

EMCL melaksanakan Pelatihan Bagi Kontraktor Lokal di Kabupaten Bojonegoro. Pelatihan yang dilakukan operator Lapangan Minyak Banyu Urip tersebut mengambil tema tentang Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN). Sebuah topik tentang kepatuhan perusahaan terhadap regulasi pemerintah yang mengatur penggunaan produk dan jasa dalam negeri.

“Ini penting sekali bagi para pelaku usaha lokal untuk memahami dan menguasai bagaimana menghitung TKDN,” ucap Welly di depan para kontraktor lokal Bojonegoro pada 24 April lalu.

Welly menegaskan, pelatihan tentang TKDN juga diperlukan agar para pengusaha lokal faham aturan ini. Dia menyambut baik kegiatan yang dilakukan EMCL tersebut. “Ini bentuk kolaborasi yang baik antara kontraktor migas dengan para pelaku usaha lokal di wilayah operasinya,” imbuhnya.

Pernyataan Welly dipertegas oleh Kepala Departemen Formalitas dan Komunikasi SKK Migas Jabanusa, Febrian Ihsan. Menurutnya, Pemerintah mendorong semua Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) industri hulu migas agar membuka peluang bagi pemasok lokal untuk bermitra. Namun kemitraan tersebut harus dibangun dengan kompetensi dan landasan profesional bisnis yang kuat.

“Inilah tujuan dari diadakannya kegiatan pelatihan ini,” ucapnya.

Sebanyak 61 peserta dari 51 kontraktor lokal Bojonegoro dan Tuban hadir dalam pelatihan tersebut. Beberapa di antara mereka merupakan para pengusaha lokal yang sudah sukses mengembangkan perusahaannya. Seperti PT Pangastuti Excellent asal Desa Gayam, Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro.

Direktur PT Pangastuti, Mukhlas mengakui bahwa pelatihan-pelatihan yang sudah dilakukan EMCL sejak 2015 lalu itu sangat membantu dia dalam membangun portofilo bisnisnya. Menurutnya, ketika sudah memahami aturan, budaya kerja industri migas, dan mampu menjaga kepercayaan, maka kontraktor lokal bisa maju.

“Materi pelatihan yang paling berguna dari sejak awal sampai hari ini adalah materi tentang TKDN dan Masterlist,” ucap Mukhlas.
Namun pelatihan saja tidak cukup. Kata Mukhlas, kontraktor lokal harus memperkaya pemahaman dengan menjalankan yang sudah diajarkan dalam pelatihan, dan aktif bertanya kalau masih ada yang tidak faham setelah praktek.
“Perusahaan biasanya sangat terbuka bagi kontraktor lokal yang ingin berkonsultasi,” ujarnya.

Mukhlas menegaskan, “Belajar itu bukan tentang seberapa cepat atau lambatnya kita paham,tapi tentang kesabaran dan konsistensi yang terus di bangun dalam belajar.”(ric/red)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *