Bojonegoro – Total produksi kumulatif dari Blok Cepu hingga saat ini tercatat lebih dari 670 juta barel minyak yang didapatkan melalui operasi produksi yang aman, andal, dan efisien. Jumlah produksi kumulatif telah melampaui target komitmen rencana pengembangan (POD) awal, dengan perkiraan volume cadangan minyak sebesar 450 juta barel. Dari jumlah tersebut, telah dilakukan mengapalkan lebih dari 1.000 kargo dari Floating Storage and Offloading (FSO) Gagak Rimang.
Kementerian ESDM melalui Ditjen Migas, bersama SKK Migas, dan ExxonMobil Cepu Limited berkolaborasi mendukung produksi minyak saat ini dengan melakukan berbagai upaya antara lain melakukan program pengeboran Banyu Urip Infil Clastic, Optimalisasi Gas Dehydration Injection (GDI), hingga Uji Peningkatan Kapasitas Produksi.
Direktur Teknik Lingkungan Direktorat Jenderal Migas, Noor Arifin Muhammad bersama tim memastikan upaya-upaya tersebut berjalan lancar dan menghasilkan tambahan produksi yang optimal dengan melakukan kunjungan ke Lapangan Banyu Urip pada 22 November 2024.
Program Banyu Urip Infill Clastic (BUIC) sendiri, pada 6 Agustus 2024 telah menyelesaikan produksi minyak perdana dari sumur B13, sumur pertama program tersebut. Sementara itu, sumur kedua yakni B12 juga telah mulai berproduksi pada 20 September 2024. Pengeboran dilanjutkan pada lima sumur BUIC berikutnya di well pad C dengan tajak sumur pertama telah dilakukan pada 26 September 2024 lalu.
“Pada sisi lain, Uji Kapasitas Peningkatan Produksi yang dilakukan pada 11 – 14 November 2024, menunjukkan bahwa fasilitas Lapangan Banyu Urip mampu mencapai angka tertinggi yang diharapkan,” ungkap Direktur Teknik Lingkungan Direktorat Jenderal Migas, Noor Arifin Muhammad.
Menurutnya uji peningkatan kapasitas produksi ini memberi kesempatan bagi EMCL untuk meningkatkan produksi minyak dengan peningkatan produksi gas hingga 153 mmscfd. EMCL bersama Ditjen Migas sedang berupaya agar strategi ini bisa dilakukan sesuai dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku.
“Berbagai upaya tersebut dilakukan dengan mengedepankan operasi produksi yang aman, andal, dan efisien,” jelasnya.
Komitmen tanpa henti EMCL terhadap keselamatan terbukti dengan tidak adanya insiden lost time sejak Februari 2016. Menghargai dedikasi tersebut, EMCL telah menerima penghargaan Patra Nirbhaya Adhinugraha dan Patra Karya Tama dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, sebagai penghargaan tertinggi dari kementerian kepada kontraktor kontrak kerja sama (KKKS).
Sementara itu sejak tahun 2008 hingga 2023, dengan total investasi sekitar Rp57 triliun (~$4 miliar), Blok Cepu telah menghasilkan lebih dari 670 juta barel minyak mentah dan memberikan kontribusi lebih dari Rp442 triliun (~$29,5 miliar) terhadap pendapatan negara dalam bentuk penerimaan pemerintah dan pajak.
Dan diperkirakan cadangan lapangan Banyu Urip berpotensi meningkat dua kali lipat menjadi 1 miliar barel minyak, berdasarkan proyeksi WP&B, Indonesia dapat memperoleh tambahan pendapatan sebesar Rp421 triliun (~$28,1 miliar) dalam bentuk pendapatan pemerintah dan pajak; menjadikan total pendapatan keseluruhan proyek Blok Cepu bagi Indonesia mencapai angka yang fantastis sebesar Rp864 triliun (~$57,6 miliar).(ric/red)