Keterangan Foto : FGD Perizinan dan Pengelolaan Handak yang Efektif & Efisien SKK Migas – KKKS Wilayah Jabanusa, Kalsul, dan Sumbagsel
Surabaya – Dalam proses eksplorasi migas on-shore, salah satu kegiatan penting yang harus dilakukan adalah mendeteksi adanya potensi cadangan minyak dan gas di dalam lapisan bumi. Pendekatan ini dimulai dengan survei geofisika dan penggunaan bahan peledak atau handak untuk mendeteksi adanya cadangan minyak atau gas.
Untuk membahas isu-isu terkait penggunaan handak dalam eksplorasi dan eksploitasi migas, SKK Migas mengadakan sebuah forum diskusi bertajuk “Perizinan dan Pengelolaan Handak” yang diadakan pada 22-23 Oktober 2024 di Hotel Morazen Surabaya. Forum ini dihadiri oleh SKK Migas Pusat dan seluruh kantor Perwakilan SKK Migas, Ditjen Migas, KKKS Wilayah Kerja Jabanusa, KKKS Wilayah Kerja Sumbagsel, KKKS Wilayah Kerja Kalsul dan perusahaan Schlumberger.
Pjs. Kepala SKK Migas Perwakilan Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara (Jabanusa), Febrian Ihsan, dalam sambutannya menyampaikan, “Penggunaan handak yang efektif sangat krusial dalam mendukung pencapaian target pengeboran migas”. Ia juga menekankan pentingnya pengelolaan handak dalam mendukung keberhasilan seluruh kegiatan eksplorasi dan produksi migas, khususnya dalam operasi hulu migas. Menurutnya, pengelolaan handak yang baik dan terstandarisasi tidak hanya memastikan kelancaran kegiatan pengeboran, tetapi juga berpengaruh besar terhadap keselamatan, efisiensi operasional, dan keberlanjutan proyek-proyek migas itu sendiri.
Dalam forum tersebut, Jihad Oktova Arief Rahmawan, selaku Direktorat Teknik dan Lingkungan (Dirtekling) – Ditjen Migas, memberikan paparan penting mengenai perkembangan terbaru dalam sistem perizinan dan pengelolaan bahan peledak di sektor hulu migas. Salah satu hal utama yang disampaikan oleh beliau adalah perubahan dalam proses pengajuan izin untuk gudang bahan peledak, yang kini telah diterapkan dengan menggunakan sistem online yang lebih modern, efisien, dan terintegrasi.
“Sistem online ini menjadi langkah penting dalam mengurangi proses yang berbelit-belit, serta memberikan kemudahan bagi kontraktor untuk mendapatkan izin yang dibutuhkan untuk kegiatan eksplorasi dan juga semua permohonan izin dapat dilacak secara real-time,” jelas Jihad.
Pada kesempatan ini juga, Explosive Handling Officer Pertamina Hulu Mahakam, Dhino Novian Abdhi, menyampaikan penjelasan terkait Jettison Test Operating Procedure atau Prosedur Uji Peluncur Bahan Peledak yang merupakan prosedur krusial untuk memastikan bahwa sistem peluncur (jettison system) bahan peledak dapat berfungsi dengan baik dan aman. Prosedur ini memiliki peran yang sangat penting dalam pengelolaan bahan peledak—terutama untuk mencegah potensi kerusakan atau bahaya yang lebih besar jika terjadi kegagalan pada sistem peluncur.
Selanjutnya, Ruby Savira, Analis Senior Sekuriti Departemen Sekuriti KKKS SKK Migas memberikan penjelasan mendalam mengenai proses forecast pembelian handak dalam industri hulu migas. Pembahasan ini merujuk pada regulasi yang mengatur pembelian, penggunaan, dan perizinan bahan peledak yang digunakan dalam kegiatan eksplorasi dan produksi migas di Indonesia.
Analis Senior Perizinan One Door Service Policy (ODSP) SKK Migas, Bontrissa Lesmana menjelaskan tentang Permohonan Masterlist KKKS (Kontraktor Kontrak Kerja Sama) untuk kegiatan operasional hulu migas kini diajukan melalui sistem yang lebih terintegrasi dan efisien, yaitu Single Submission Monitoring System (SSM). Sistem ini dirancang untuk memfasilitasi proses administrasi dan pengajuan dokumen terkait pengelolaan barang impor yang diperlukan oleh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dalam menjalankan aktivitas eksplorasi dan produksi migas. Sistem SSM memberikan kemudahan dalam pengajuan permohonan serta memastikan transparansi dan efisiensi dalam setiap tahapan proses.
Setelah sesi paparan materi di hari pertama yang berfokus pada regulasi terkait perizinan dan pengelolaan handak, acara dilanjutkan pada hari kedua dengan sharing session antar kantor perwakilan dari berbagai wilayah kerja SKK Migas. Sesi ini bertujuan untuk menciptakan forum diskusi yang interaktif, di mana setiap perwakilan dapat saling berbagi pengalaman, tantangan, dan solusi dalam pengelolaan handak dan perizinan di wilayah kerja masing-masing.
Harapan utama dalam sektor eksplorasi migas adalah semakin banyaknya proyek eksplorasi yang dapat dilaksanakan, yang pada akhirnya akan berkontribusi signifikan terhadap peningkatan jumlah produksi migas nasional. Dengan adanya peningkatan kegiatan eksplorasi, diharapkan dapat ditemukan cadangan-cadangan baru yang lebih besar serta memastikan ketahanan energi jangka panjang Indonesia dan mendukung perekonomian negara.(ric/red)