Reporter : Dwi Purwanto
Mediapantura.com Bojonegoro – Dalang cilik asal Desa Sambiroto Kecamatan Kapas mewakili Kabupaten Bojonegoro dalam pentas pekan wayang kulit. Dalang cilik berusia 10 tahun dan duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) itu bernama Alkhalifi Naufal Zulfadhli Nizam.
Putra dari pasangan Puthut Wahyu Murtiawan dengan Isnawati Rofiatin mulai menyukai wayang sejak masih berusia sekitar 10 bulan, pada waktu itu ia masih belum bisa berjalan atau masih merangkak hal tersebut dikarenakan keluarga dari dalang cilik memang berjiwa seni itu dikarenakan dari neneknya yang bernama Siti Wahyuni merupakan sinden pada era tahun 80 an.
“Sejak Naufal lahir pada 2012 lalu, neneknya sering melantunkan lagu-lagu jawa atau gending saat menggendong cucunya ini. Sehingga ketika Naufal berusia satu tahun itu sudah mulai peka terhadap gending-gending jawa”, ungkap Isnawati ibu dari dalang cilik yang juga sebagai perawat di salah satu Rumah Sakit Swasta di Bojonegoro itu.
Isnawati bercerita, ketika Naufal hendak tidur pun selalu diputarkan atau dinyanyikan gending-gending jawa oleh kakek dan neneknya. Hingga beberapa tahun, ketika putra kedua dari tiga bersaudara itu sudah melewati balita, ia dibuatkan wayang-wayangan dari karton dan mulai mempelajari karakter dari peran perwayangan.
“Naufal hampir menguasai cerita dan peran dari masing-masing wayang. Ia mulai dikenal dan sudah diundang ke sebuah acara di salah satu hotel di Bojonegoro untuk mengisi acara tersebut sebagai dalang. Dan pada waktu itu, Naufal masih duduk di bangku Taman Kanak-Kanak”, kata Isnawati.
Lebih lanjut dikatakan Isnawati, setelah itu ketika mulai sudah memahami Naufal saya belikan wayang yang ada di salah satu toko di Bojonegoro. Kemudian pada tahun 2020 lalu, Naufal saya gabungkan di salah satu sanggar tua di Kabupaten Karanganyar Provinsi Jawa Tengah.
“Saat latihan, saya rela menghantarkan anaknya ini pulang pergi dari Bojonegoro ke Karanganyar. Dalam satu bulan saya menempuh perjalanan selama empat kali dari Bojonegoro ke tempat latihannya. Bahkan jika akan pentas bisa satu minggu tiga sampai empat kali untuk pulang-pergi ke Karanganyar”, ujar Isnawati.
Isnawati menambahkan, saya bersyukur Naufal mulai sering di undang untuk mengisi acara di beberapa hotel di Bojonegoro dan pada beberapa hari lalu, Naufal berkesempatan untuk mewakili Bojonegoro untuk tampil di Pekan Wayang Jawa Timur bersama puluhan Dalang Cilik dari berbagai daerah, yang digelar oleh UPT Taman Budaya Jawa Timur dan Dinas Pariwisata Provinsi Jawa Timur.
“Saya akan terus mendukung anak saya ini untuk menjadi dalang. Karena saya rasa unik, jadi kalau teman-temannya seusia gini itu kan sepertinya jarang sekali kan yang sehobi dengannya. Apalagi di Bojonegoro sini, sepertinya kok saya belum pernah tahu”, ucapnya.
Isnawati berharap, kedepan semoga Naufal semakin sukses dan bisa menjadikan wayang ini sebagai media dakwah. Selain itu antara hobi dan pendidikan akademiknya tetap berimbang dan tidak meninggalkan salah satu diantaranya.
Sementara itu, Naufal mengaku bahwa, dirinya memang bercita-cita untuk menjadi dalang. Hingga kini Naufal sudah mengoleksi sebanyak 200 karakter wayang. Dan hampir setiap hari memainkannya di rumah.
“Yang paling saya sukai yaitu cerita dari Gathut Koco Jedhi. Dan cerita tersebut yang saya bawa ketika tampil di Taman Budaya Jawa Timur minggu lalu”, pungkas Naufal. (Red)